Senin, 06 September 2010

Semarak IduL Fitri di Seluruh Penjuru Dunia

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari yang dinantikan oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Selain esensinya sebagai penanda berakhirnya puasa dan tanda penyucian diri setelah menahan nafsu. Idul Fitri merupakan sebuah perayaan dunia yang dirayakan dengan beragam cara sesuai budaya dan tradisi.

Indonesia
Perayaan Idul Fitri di Indonesia merupakan perayaan yang paling meriah di dunia. Kemeriahannya pun sudah terasa jauh sebelum hari Lebaran itu tiba. Mudik atau bisa disebut dengan eksodus tahunan merupakan fenomena yang selama ini dilakukan di Indonesia. Mudik Lebaran menjadi penanda bahwa hubungan emosional masyarakat dengan tempat kelahiran masih sangat kuat, tidak pernah terkikis oleh perjalanan waktu.
Kemeriahan juga tampak pada malam hari raya, dimana suara takbir menggema di angkasa. Suara takbir tidak hanya berasal dari masjid-masjid, melainkan juga dari mereka yang mengadakan takbir keliling baik dengan jalan kaki sambil membawa obor dan bedug ataupun dengan membawa kendaraan. Setelah melaksankan shalat Ied, dilanjutkan dengan sungkem kepada orang tua, silaturrahim dan berjabat tangan dengan sanak saudara dan tetangga untuk saling memaafkan.
Tradisi lainnya adalah memberikan uang hari raya pada anak-anak. Tak lupa makanan khas Lebaran yaitu ketupat dan opor ayam mewarnai meja makan. Makanan disajikan kepada semua tamu, tanpa perduli mereka kerabat atau bukan. Mayoritas semuanya merayakan Lebaran dengan pakaian baru.
Mesir
Berbeda dengan suasana dan tradisi di Indonesia, di Mesir, Kairo. suasana dikota seribu satu malam ini biasanya lengang. Kelengangan sudah terasa pada malam harinya karena tidak ada tradisi takbir keliling seperti di Indonesia.
Sebagaimana dilansir situs indomedia, di Mesir gema takbir hanya dilakukan beberapa kali seusai shalat Maghrib, Isya, Subuh serta menjelang shalat Ied. Hiruk-pikuk keramaian baru tampak pada pagi hari 1 Syawal, ketika jutaan orang tumpah ruah ke masjid dan lapangan terbuka untuk shalat Id.
Begitu selesai shalat Ied, warga Mesir bersama keluarga dan handai tolan bersama-sama menuju ke tempat-tempat wisata seperti kebun binatang dan taman untuk bersuka ria merayakan Lebaran. Kebun binatang Giza (tiga km dari pusat kota Kairo) sampai kewalahan menampung pengunjung pada hari pertama Lebaran.
Bangladesh, India, dan Pakistan
Chand Raat (malam bulan) adalah sebutan untuk malam sebelum Idul Fitri. Pada malam ini biasanya orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mall bersama keluarga untuk berbelanja. Para wanita, khususnya yang masih muda, seringkali saling mengecat tangan mereka dengan bahan pewarna tradisional henna serta memakai rantai yang warna-warni.
Ucapan yang cukup terkenal di Asia Selatan ketika perayaan Idul Fitri adalah saling mengucapkan Eid Mubarak. Setelah bertemu dengan keluarga, sanak saudara dan kerabat, selanjutnya pergi ke pesta-pesta, karnaval, dan perayaan khusus di taman-taman.
China
Perayaan Idul Fitri di China tetaplah meriah, meskipun jumlah muslim disana terbatas. Di pagi hari Idul Fitri muslim akan mendatangi masjid untuk melakukan sholat Ied. Setelah itu, dilanjutkan dengan pesta makan diisi dengan masak besar untuk seluruh jamaah yang hadir diikuti dengan makan bersama. Acara kemudian dilanjutkan dengan saling mengunjungi kerabat dan silaturahmi. Acara juga diisi dengan bersih-bersih makam dan pembacaan doa di makam kerabat. Hal yang menjadi ciri khas Lebaran disana adalah upacara mengenang pembantaian umat muslim oleh dinasti Qing dan juga selama revolusi kebudayaan.

Belanda
Kemeriahan Idul Fitri di negara kincir angin tidak begitu semarak. Menurut Muhammad As’ad, Alumni Universitas Leiden, Belanda, karena  Idul Fitri bukanlah hari libur resmi, maka muslim di negara ini harus tetap bekerja/sekolah sebagaimana hari biasa. Namun demikian, bagi mereka yang melek hukum, mereka bisa mengajukan cuti libur hari raya agama yang dianut.
Perayaan Idul Fitri biasanya diselenggarakan oleh masing-masing komunitas muslim seperti komunitas muslim Indonesia, Maroko dan Turki. Bagi komunitas muslim Maroko dan Turki yang berdomisili di Belanda, terdapat cara unik dalam merayakan Idul Fitri, yaitu dengan mengkonsumsi gula-gula dan manisan asal mereka. Perayaan tersebut dikenal dengan ”sugar festival”.
Perayaan Idul Fitri lainnya adalah dengan openhouse, yaitu mengundang kerabat dan teman datang ke rumah untuk menikmati menu makanan khas Lebaran seperti ketupat dan opor ayam. Openhouse merupakan cara mereka bersilaturrahim, yang biasanya diselenggarakan saat week end, tidak harus setelah shalat Ied. Openhouse sendiri dilakukan oleh komunitas muslim Indonesia. Selain itu, Idul Fitri juga dirayakan dengan mengadakan pentas seni baik untuk anak-anak maupun dewasa.

Amerika
Idul Fitri di Amerika pada umumnya, diumumkan via e-mail, website, atau melalui sambungan telepon. Karena Idul Fitri bukan libur nasional, maka perayaan pun menjadi tidak sehangat di tempat lain, biasanya Empire State Building di New York City, Amerika Serikat, akan memancarkan lampu-lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari raya Idul Fitri.
Umat Islam bangun pagi  untuk menyiapkan sarapan,  selanjutnya berangkat ke masjid, ballroom hotel ataupun lapangan untuk mengikuti sholat Ied. Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka, karena kebanyakan Muslim di sana ialah imigran. Selesai sholat, dilanjutkan dengan saling mengucapkan selamat antar jamaah, “Happy Eid” atau “Eid mubarak” adalah ucapan yang paling sering disampaikan. Saling bersilaturahmi dilakukan terhadap kenalan dekat dan kerabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar