Rabu, 13 Oktober 2010

Asesor Dosen...


Beberapa hari lalu di kantor, diadakan semacam seminar untuk pengangkatan asesor beban kerja dosen. Para dosen yang sudah dinyatakan lulus sertifikasi pendidik dan berpendidikan minimal Strata 2, dapat diusulkan untuk diangkat sebagai asesor atau pemeriksa laporan evaluasi kinerja dosen pada PTS dimana tempat dosen tersebut mengajar.
Nah...sebagai Staf Kepegawaian, otomatis gue termasuk dalam panitia acara tersebut, gue bertugas di bagian absensi dan pembagian formulir asesor. Maka gue pun duduk di meja dekat pintu masuk, setiap dosen yang memasuki ruangan harus mengisi absen peserta dengan lengkap kemudian membayar biaya kontribusi untuk kepentingan dosen tersebut. Selama ini gue berpikir kalau dosen itu manusia yang sangat intelek, berwawasan luas, dan punya etika sopan santun yang tinggi. Namun setelah acara tersebut, gue melihat dosen-dosen itu ternyata super rewel dan aneh..mau tau keanehannya?? Let’s cekidot!!!!
1.      Gak bisa antri sama sekali...!, selama pengisian absensi para dosen tersebut, saling berdesak2an tidak beraturan, semua berebutan mengambil pulpen satu sama lain untuk mengisi lembaran absen....Capek deh!!! Padahal acara masih dimulai satu jam lagi, mana sudah diinformasikan untuk antri dan semua pasti kebagian absen, tapi yah pada gak sabaran semua.
2.      Rada-rada budeg...!, para dosen diwajibkan mengisi data akademik secara lengkap pada lembaran absensi, dan hal ini sudah diinfokan berkali-kali pada saat dosen tersebut mulai menulis, tapi tetap aja gak mau mendengar atau lupa saking buru-burunya menulis. Huuuufffttt...
3.      Keras kepala...!, tidak mau mengikuti aturan panitia pada saat acara berlangsung. Gak mau menuliskan gelar pada nama lengkap, sementara data tersebut harus diisi lengkap karena akan dikirim ke kantor pusat di jakarta. Alasannya gak mau dibilang pamer karena kebanyakan gelar depan dan gelar belakang..., yeilehhh, ini kan absen di lingkup kemdiknas, bukan absen tamu kondangan, jadi ya gak perlu malu2 kucing kalee menuliskan gelar anda.
4.      Suka (tidak) rela alias peLit...!, demi kelangsungan acara dan tersebarnya data yang dibutuhkan peserta, maka diinformasikan kepada setiap peserta agar diharapkan membayar biaya kontribusi sebesar Rp.XXXX, gak banyak kok kira2 setara dengan 2 cup es krim baskin robbins ukuran standar. Uang tersebut digunakan untuk konsumsi makan siang dan penggandaan makalah untuk setiap peserta. Tapi ternyata banyak yang masih terheran-heran kok harus membayar segala macam. Malah katanya ada dosen yang menepuk2 perutnya sehabis makan siang sambil berkata “saya sudah kenyang nih makan nasi dos seharga lima puluh ribu”... emang sih nasi dosnya yang standar2 aja bukan yg macam2 laukx, karena dana masih harus disisihkan untuk penggandaan makalah asesor. Tapi gak perlu nyolot kalee...bisa aja sih gak bayar biaya kontribusi, tapi anda hanya akan jadi penonton dalam ruangan selama acara seminar, karena gak dapat makan siang dan makalah seminar. Lagian berapa sih  nilai uang tersebut, dibanding gaji yang anda dapatkan setelah dinyatakan lulus sertifikasi pendidik yang nominalnya bisa sampai puluhan juta rupiah...!! dasar dosen gak tau bersyukur nehhhh. Malah ada yang sama sekali gak bayar uang kontribusi, alasannya lupa bawa dompet alias hanya bawa uang pas-pasan. (Percaya gak, kalo mereka keluar rumah gak bawa duit sama sekali???)
5.      Amnesia akut...!! pada waktu pengisian bidata untuk bidang ilmu dosen tersebut, banyak yang lupa apa nama bidang ilmunya yang sudah disertifikasi. Maklum juga sih, abis rata-rata dosennya udah lansia alias menuju manula alias kakek-nenek....Hehehehe!!
6.      Jam ngareeett...!! acara jam 10 pagi, tapi peserta datengnya jam 12 siang...ya udah salah anda sendiri kalau ada materi yang ketinggalan atau info yang simpang siur. Alasannya banyak acara diluar, tapi asal tau aja acara ini secara tidak langsung berhubungan dengan kenaikan nominal tunjangan anda sebagai dosen.
7.      Super (sok) sibuk...! banyak yang gak bisa mengikuti acara sampai selesai, karena  banyak acara diluar (lagi..!) ya wajar aja sih anda banyak acara, tapi bila anda ingin diangkat sebagai asesor profesional maka anda harus memahami dengan baik semua prosedur pengangkatan asesor sesuai edaran dari kantor pusat kemdiknas..!! jadi bagaimana anda bisa memahami hal tersebut, bila tidak mengikuti acara sampai selesai???, anda mengikuti acara sampai selesai saja belum tentu bisa paham, apalagi kalau ‘lari kesana-kesini’...
8.      Ada juga sih yang baek...!! misalnya bisa menuliskan biodatanya secara lengkap hanya dengan satu kali pemberitahuan, ada yang melebihkan uang kontribusinya..(katanya buat pembeli pulsa...hehe), ada juga yang gak banyak nanya alias kalem2 aja. Yang seperti ini totalnya hanya 8% dari total keseluruhan peserta yang semuanya ‘para dosen profesional’.
Yah itulah gambaran umum dari keanehan (atau keunikan...???) dari para dosen profesional ini, semoga di waktu berikutnya bila ada acara semacam ini, gue sebagai Staf Ahli Kepegawaian Kopertis IX Sulawesi (Ehm...Ehm...!!), bisa lebih menertibkan para dosen terhormat plus super rewel ini. Yah harap dimaklumi karena Dosen juga (ternyata) manusia...so siap2 aja pusing 7 keliling!!! Namun meski harus jadi konsumen obat sakit kepala karena pusing ngadepin para dosen dan kasubag k*****w**** yang juga super aneh bin rewel, gue senang kok dengan pekerjaanku saat ini, malah bersyukur karena bisa dapat posisi yang bagus di kepegawaian... Hehehe \(^_^)/