Kamis, 23 September 2010

Malaikat VS Setan

BAB I
MALAIKAT
1.Tugas Malaikat Bagi Orang Beriman.
Salah satu syarat seorang dikatakan beriman adalah keimanan kepada malaikat. Tugas yang dibebankan Allah Swt kepada manusia adalah meniup ruh kepada janin; baik itu manusia beriman atau kafir, memelihara seluruh manusia, menyampaikan Wahyu, mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia, serta mencabut ruh manusia atas perintah Allah. Malaikat pun memiliki tugas khusus terhadap orang-orang beriman, yaitu :
a.Memberikan kecintaan kepada orang-orang beriman.
b.Meluruskan jalan kehidupan orang-orang beriman.
c.Membawa shalawat bagi orang-orang yang melakukan hal berikut :
1)Mengajarkan kebaikan kepada orang lain,
2)Mengimami shalat di Masjid,
3)Shalat pada shaf pertama,
4)Tidak langsung beranjak dari tempat shalat,
5)Merapatkan atau mengisi shaf kosong saat shalat,
6)Makan sahur untuk shaum (puasa),
7)Membawa shalawat kepada Rasulullah, dan
8) Menjenguk orang sakit.
d.Mengamini do’a-do’a orang yang beriman.
e.Membawa Istigraf/permohonan ampunan Allah Swt bagi orang-orang yang beriman.
f.Menghadiri majelis ilmu dan zikir, serta menaungi orang-orang beriman yang berada di majelis tersebut dengan sayap-sayapnya.
g.Mencatat pahala bagi orang yang shalat Jum’at.
h.Melakukan pergiliran dalam tugas.
i.Turun ditempat yang didalamnya terdapat pembacaan Al-Qur’an.
j.Menyampaikan salam kepada rasul dan umatnya.
k.Memasuki barisan orang-orang beriman ketika berperang dan meneguhkan jiwa mereka.
l.Memberikan kabar gembira kepada orang yang beriman.
m.Memelihara dan melindungi Rasulullah Saw.
n.Memelihara orang beriman yang saleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka.
o.Melayat jenazah orang saleh.
p.Menaungi orang yang mati syahid karena sayapnya.
q.Melindungi Mekkah dan Madinah dari Dajjal.
r.Mengucapkan “Amin” ketika seorang muslim mengucapkan “Amin” dan itu menambah pahala bagi seseorang yang mengucapkan “Amin”.
s.Menghibur orang beriman ketika mereka berada dalam kesusahan.
2.Tugas Malaikat Pada Manusia Umumnya.
Hubungan malaikat dengan manusia sangatlah erat. Mereka mengawasi dan memberikan perhatian kepada manusia ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan, mengawasi gerak-gerik dan amal perbuatan manusia, serta mengambil ruh manusia ketika datang ajalnya. Malaikat pun bertugas membawa wahyu dari Allah Swt bagi manusia. Tugas malaikat dapat kita lihat dalam Firman Allah berikut ini :
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang sembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaga atas perintah Allah.” (Ar-Rad : 10-11).
Imam Mujahidin berpendapat sebagai berikut : “Tidak ada seorang hamba pun yang tidak dijaga oleh malaikat yang sengaja diutus oleh Allah, baik ketika tidur maupun jaga, dari kejahatan jin, manusia, dan binatang. Jika ada kejahatan dari jin, manusia, dan binatang berbisa, malaikat akan berseru : “Awas, ada itu… itu!”. Dengan demikian selamatlah orang tersebut, kecuali jika Allah mengizinkan atau mentakdirkan yang lain.”
Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendamping manusia. Hadist yang terdapat pada Shahih Muslim telah mempertegas itu. Ibnu Mas’ud r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :
Artinya :
“Tidaklah seorang dari kamu melainkan kepadanya telah diutus teman pendamping yang terdiri atas jin dan malaikat. Para sahabat bertanya : “juga kepada engkau, ya Rasulullah?” Beliau menjawab : “Ya kepadaku juga. Hanya saja, Allah telah menolongku dengan menundukkan jin itu menjadi muslim sehingga dia tidak menyuruhku melainkan selain dalam hal kebaikan.”
Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal perbuatan mereka, sebagaimana telah disebutkan Allah dalam Firmannya :
Artinya :
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (Malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu).” (Al-Infithaar : 10-11)
3.Ibadah Para Malaikat.
Para malaikat diciptakan untuk senantiasa beribadah dan mematuhi perintah Allah. Di dalam beribadahnya tidak dikenal istilah patah semangat atau mengendur, sebagaimana Firman Allah berikut ini :
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa yang telah diperintahkan (kepada mereka).” (An Nahl : 50).
“ ….penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka.” (At-Tahrim : 6).
Ibadah-ibadah yang dilakukan para malaikat adalah :
  1. Senantiasa membaca tasbih sebagai zikir paling agung.
  2. Melakukan Shalat.
  3. Melaksanakan Ibadah Haji. Malaikat memiliki Ka’bah khusus di langit ketujuh yang dengannya mereka menjalankan Ibadah Haji. Allah menamai Ka’bah itu dengan Baitul Ma’mur.
  4. Sangat takut kepada Allah. Pengetahuan yang mendalam tentang Allah menyebabkan rasa takut mereka kepada Allah sangat besar.
4.Rasa Malu Dan Disiplin Para Malaikat.
Malaikat memiliki rasa malu dan disamping rasa malu, para malaikat pun memiliki kedisiplinan yang tinggi serta teratur dalam berbagai perkara. Dalam beribadah misalnya, Rasulullah Saw memerintahkan kita untuk mengikuti disiplin para malaikat, sebagaimana pesan beliau ini :
“Tidakkah kalian berbaris dengan rapi seperti barisannya malaikat di sisi Rabb mereka !” Para sahabat menukas : “Jelaskanlah kepada kami, bagaimana cara baris mereka di sisi Rabb mereka itu ?” Rasulullah Saw menjawab : “Mereke menyempurnakan shaf yang pertama terlebih dahulu, baru shaf selanjutnya, begitu seterusnya.” (HR semua perawi kecuali Bukhari).
Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan dan keutamaan malaikat sehingga sebagai seorang mukmin, kita wajib melakukan hal-hal berikut ini :
  1. menghindari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan mengecewakan malaikat.
  2. Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh para malaikat dan dibenci oleh manusia karena malailkat merasa terganggu dengan hal-hal yang membuat manusia merasa terganggu.
  3. Tidak meludah disebelah kanan ketika shalat,
  4. Mencintai dan menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi.
5.Rumah-rumah Yang Tidak Dimasuki Oleh Malaikat.
  1. Rumah orang yang memutuskan silaturrahmi.
  2. Rumah orang yang mendurhakai orang tua.
  3. Rumah orang yang memakan harta anak yatim.
  4. Rumah orang yang memakan harta riba.
  5. Rumah yang didalamnya terdapat anjing.
  6. Rumah yang ditempati setan :
1)Majelis yang kosong dari zikrullah.
2)Majelis yang kosong dari Solawat Nabi.
3)Majelis yang dihadiri orang-orang yang mau menang sendiri.
  1. Rumah yang penghuninya biasa mencaci maki :
1)Mencaci maki para sahabat.
2)Mencaci maki orang yang telah meninggal.
3)Mencaci maki setan.
4)Mencaci maki zaman atau kejadian alam.
5)Mencaci maki angin.
6)Mencaci maki ayam jantan.
7)Mencaci maki penyakit.
8) Mencaci maki secara umum.
  1. Rumah yang didalamnya terdapat patung (gambar).
  2. Rumah yang didalamnya terdengar nyanyian dan alat musik.
  3. Rumah yang didalamnya terdapat lonceng.
  4. Rumah yang penuh ratapan menangisi mayat.
  5. Rumah yang didalamnya terdapat perjudian dan khamar.
  6. Rumah yang didalamnya terdapat kemusyrikan.
  7. Rumah yang dijadikan tempat permainan dadu.
  8. Rumah yang didalamnya terdapat benda haram.
  9. Rumah orang-orang yang terkutuk :
1)Pemabuk
2)Orang yang menentang perintah Allah
3)Penyuap dan yang disuap
4)Penghambat perjalanan orang lain
5)Pemakan riba
6)Wanita yang mengubah ciptaan Allah
7)Suami yang menyetubuhi istri pada dubur dan orang yang menyetubuhi binatang.
8) Muhallil dan Muhallal-Lahu
9)Penghambat pelaksanaan perintah Allah
10)Pemberi tempat kepada pelaku Sid’ah
11)Wanita yang menolak permintaan suami
12)Orang yang menakut-nakuti orang lain dengan benda tajam
13)Orang yang meninggalkan shalat.
  1. Rumah yang berbau busuk.
  2. Rumah yang penghuninya tidak mandi janabah.
  3. Rumah yang penghuni laki-lakinya memakai za’faran.
  4. Rumah seorang pemboros.
  5. Rumah yang penghuninya terus menerus berbuat maksiat.
  6. Rumah yang digunakan untuk perbuatan keji.
  7. Rumah pelaku dosa besar.
BAB II
SETAN
Agar kita mewaspadai keberadaan setan, hendaklah kita mengenalnya. Setan telah diperkenankan Allah Swt berumur panjang sampai hari Kiamat sebagaimana Firmannya :
“Allah berfirman ‘(kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan’.” (Al-Hijr : 37-38).
Dengan modal diperkenankannya umur panjang, setan bertekad untuk mencapai tujuan, yaitu menyesatkan manusia, sebagaimana yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an :
“Iblis berkata:’Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba engkau yang muklis diantara mereka.” (Al-Hijr : 39-40).
Berkaitan dengan hal itu, Sayyid Quthub berkata : “Dengan demikian, iblis laknatilah telah menetapkan medan pertarungan, yaitu Bumi. Setan pun telah menentukan langkahnya di muka bumi, yaitu tazyim (menghias atau mempercantik) perbuatan buruk dan jahat sehingga dianggap baik oleh manusia. Agar manusia tertipu dan berbuat maksiat. Begitulah, seseorang tidak melakukan kejahatan kecuali dia telah tertipu dengan kemaksiatan yang berbalut keindahan. Karena itu, pengetahuan kita tentang setan merupakan bentuk kewaspadaan kita terhadapnya.
1.Cara Setan Menyesatkan Manusia.
Iblis laknatilah yang sejak diusir dari surga hingga detik ini hanya bertugas untuk menyesatkan manusia. Tentu, iblis telah begitu ahli dan berpengalaman dalam bentuk pekerjaannya. Diantara pekerjaan yang dilakukan oleh iblis atau setan adalah :
a.Memperindah kemaksiatan,
b.Menamai kemaksiatan dengan nama-nama yang indah,
c.Menamai ketaatan dengan nama-nama yang menakutkan,
d.Menyusup ke dalam jiwa dari jalur yang paling disukai,
e.Menyesatkan manusia secara bertahap,
f.Menghalangi kebenaran,
g.Berpura-pura menasehati manusia,
h.Meminta bantuan kepada setan manusia.
Setan memiliki banyak pintu, diantaranya adalah Jahl (kebodohan), kemarahan, cinta dunia, cita-cita yang terlalu tinggi, tamak (terhadap dunia), pelit, sombong, senang dipuji, riya, ujub (bangga diri), gelisah dan keluh kesah, mengikuti hawa nafsu, buruk sangka, menganggap remeh orang lain, menganggap remeh dosa, aman (tidak merasa takut) terhadap makar/tipu daya yang diujikan Allah, serta putus asa terhadap rahmat Allah.
2. Minuman Dan Makanan Setan.
Sebagaimana manusia, setan pun memerlukan makan dan minum. Dalam kitab Sahih Bukhari dan Abu Hurairah r.a., mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw pernah menyuruh mencari beberapa batu untuk beliau beristinja (bersuci) sambil berpesan : “Tetapi engkau jangan membawa kepadaku tulang atau kotoran binatang (yang kering).”
Rasulullah Saw telah mengingatkan bahwa setan menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum dan kita diperintahkan untuk melakukan hal yang sebaliknya, makan dengan tangan kanan. Abdullah bin Umar r.a. mengatakan bahwa Nabi Saw telah bersabda :
Artinya :
“Jika kamu makan, hendaklah menggunakan tangan kanan; begitu juga jika kamu hendak minum, karena setan itu makan dan minum dengan tangan kiri !” (Hr Muslim).
Didalam musnad Imam Ahmad dikatakan : “Barangsiapa makan dengan tangan kiri, setan akan turut makan bersamanya.” Rasulullah Saw juga bersabda:
Artinya :
Jika seorang yang memasuki rumahnya terlebih dahulu membaca basmallah (menyebut asma Allah), begitu juga ketika makan, maka setan akan berseru kepada kaumnya : “Kalian tidak akan diberi kesempatan untuk bermalam dan makan bersama disini.” Sebaliknya jika seseorang memasuki rumahnya tanpa ucapan basmallah, setan akan berseru : “Kalian, wahai kaumku, mendapat kesempatan untuk bermalam.” Dan ketika dia tidak menyebut asma Allah ketika akan makan, maka setan akan kembali berujar : “Kalian dapat bermalam dan makan.” (Ditakhrijkan oleh Muslim).
Jika manusia dilarang makan daging yang disembelih tanpa menyebut nama Allah, jin Mukmin pun memiliki kewajiban yang sama, yaitu memulai makan dengan bacaan Bismillah. Makanan yang menjadi santapan mereka adalah Tuhang (sisanya) yang asma Allah disebutkan ketika manusia memakannya. Tulang-tulang sisa yang ketika manusia memakannya tidak didahului dengan bacaan Basmallah akan menjadi makanan jin kafir (setan) ketika setan memang tidak menghalalkan makanan yang disebut asma Allah atasnya. Karena itu, sebagian ulama yang mengatakan bahwa bangkai adalah makanan setan karena binatang telah mati tanpa disebutkan asma Allah atasnya.
3.Tempat Berkumpul Dan Duduk-duduk Setan.
Jin tinggal dibumi yang ditinggali manusia. Sebagian besar dari mereka tinggal dibangunan-bangunan yang telah rusak dan kosong, dikebun-kebun dan lapangan yang kosong, tempat-tempat najis dan kotor seperti WC, serta tempat-tempat pembuangan sampah dan sejenisnya. Oleh karena itu, terdapat sejumlah hadist Rasulullah yang melarang kita melakukan shalat ditempat najis (WC) karena WC adalah tempat najis dan tempat yang dihuni oleh setan. Setan pun senang berada ditempat-tempat yang mereka dapat dengan leluasa berbuat kerusakan, seperti pasar.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw, yang artinya :
“Janganlah kamu menjadi orang yang pertama kali memasuki pasar dan jika dapat jangan pula menjadi orang yang paling akhir meninggalkan pasar karena pasar merupakan tempat bertempurnya setan dan dengannya setan mengibarkan benderanya !” (HR Muslim).
Setan tidur dirumah-rumah yang dihuni manusia, dia dapat diusir dengan bacaan Bismillah. Dzikrullah, dan bacaan Al-Qur’an, terutama oleh bacaan Al-Qur’an dan ayat kursi.
Setan biasa duduk-duduk diantara tempat yang ternaungi dari matahari sehingga melalui hadistnya Rasulullah Saw melarang kita duduk-duduk diantara tempat berteduh dari sinar matahari.
4.Cara Menghindari Setan.
Jika keimanan seseorang telah kuat, ikhlas, dan betul-betul sesuai dengan garis yang telah ditetapkan Allah, setan tidak akan mampu menguasainya. Allah Swt berfirman :
“Sesungguhnya hamba-hambaku, kamu tidak akan dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga.” (Al-Isra : 65).
Setan terkutuk mengetahui persis hal itu, sebagaimana Firman Allah Swt berikut ini :
“Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi dan pasti akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba engkau yang mukhlis diantara mereka.” (Al-Hijr : 39-40).
5.Senjata Muslim Memerangi Setan.
a.Waspada dan Hati-hati.
Melalui pengetahuan dan pengenalan kita tentang setan, baik cara, tujuan, maupun sarana yang digunakannya untuk menyesatkan kita, Insya Allah kita akan terhindari godaannya.
b.Beriltizam (komitmen) kepada Kitabullah dan Sunnah.
Jalan yang paling tepat agar kita terhindar dari godaan setan adalah sikap Iltizam kita kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah melalui pengalaman atas keduanya setelah mengetahui dan mendalaminya. Keduanya datang untuk membawa manusia pada jalan yang lurus, sedangkan setan bersungguh-sungguh untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus itu. Allah Swt berfirman :
“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am : 153).
c.Berlindung kepada Allah.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-A-raf : 199-200).
Istiadzah atau berlindung adalah memohon kepada Allah untuk menghindari kejahatan sebagaimana sikap Rasulullah Saw yang senantiasa beristihadzah dari kejahatan setan ketika berada dikamar kecil (WC), ketika mendengar suara keledai, ketika akan berjima’ dan ketika marah.
d.Selalu melakukan Dzikrullah.
Dzikrullah merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari godaan setan sehingga Nabi Yahya a.s. berpesan kepada Bani Israel sebagai berikut :
“…. dan aku anjurkan kalian untuk berdzikir kepada Allah karena dengan berdzikir diumpamakan seseorang yang dikejar musuh lalu dia lari menjauhi hingga ke bentengnya. Di benteng itulah dia berlindung.”
Demikian juga dengan seorang hamba, dia tidak dapat membentengi dirinya sendiri kecuali dengan Dzikrullah.
e.Selalu bergabung dengan Jama’atul Muslimin.
Diantara hal yang dapat menyelamatkan seorang muslim dari jerat setan adalah pilihannya untuk hidup di dalam lingkungan muslim serta senang berada didalam kelompok orang-orang soleh yang mendukung upaya menegakkan kebenaran, mengingatkannya dari berbagai kemaksiatan, serta menganjurkannya untuk berbuat kebajikan. Bagaimana di dalam persatuan tersebut terdapat kekuatan sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya :
“Barang siapa yang menginginkan kesenangan surga diantara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jama’ah muslimin karena setan itu berada didekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tarmidzi).
f.Selalu bertobat dan beristigfar.
Amal yang dapat mengalahkan tipu daya setan adalah bertobat dan kembali kepada Allah serta tidak meninggalkannya sampai datang kematian. Itulah amal yang senantiasa dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang saleh. Sebagaimana Firman Allah Swt berikut ini :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah dan ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raf : 201).
g.Apakah ada alasan untuk mengikuti setan ?
Al-Quranul Karim telah mengingatkan kita dari kejahatan setan yang terkutuk, dari kelihaiannya menyesatkan manusia, serta kerakusan dan kesungguh-sungguhannya dalam membuat kerusakan. Allah Swt telah berfirman :
“Hai Anak Adam, janganlah sekali-kali kamu ditipu oleh setan.” (Al-A’raf : 27).
“…. siapa saja yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An-Nisa : 119).
Permusuhan manusia dengan setan tidak pernah berhenti dan berubah karena dia merasa bahwa Adamlah yang telah menyebabkannya terusir dari surga dan dikutuk Allah. Karena itu, setan bertekad untuk balas dendam kepada Allah dan anak cucunya. Perhatikanlah Firman Allah Swt berikut ini :
“Dia (iblis) berkata : “Terangkanlah kepadaku inilah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku ? Sesungguhnya jika engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.” (Al-Isra : 62).
Sayangnya, banyak ulama sufi dan orang-orang menekuni masalah akhlak dan kejiwaan hanya memperhatikan masalah jiwa dengan mendaftar penyakit-penyakitnya, tetapi kurang mengenali setan. Padahal Allah Swt telah banyak mengingatkan kita dari bahaya yang ditimbulkannya. Selain itu, Allah pun telah memerintahkan kita untuk meminta pertolongan kepadanya dan Allah pun memerintahkan kita untuk memohon perlindungan kepadanya dari kejahatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar