Minggu, 03 Oktober 2010

Wanna Be a Lecturer...!!! (1)

Ingin menjadi dosen [?] Fakta & Mitos

IE-ers. Setelah anda lulus anda ingin jadi apa?Bidang kerja IE sebenarnya sangat luas, peluang bekerja anda sangat bervariasi. Sebelum akhirnya anda memilih (ya memilih bukan terpaksa) suatu jalur karier, seperti yang pernah saya sampaikan; pertimbangkan hal berikut:
a. passion
b. competence
c. contribution to the community.
Jika ternyata anda merasa bahwa dari tiga hal tersebut, anda punya “feeling” ingin menjadi seorang dosen – mungkin ada baiknya anda sempatkan membaca tulisan di bawah ini.

Tulisan ini tentunya adalah pendapat pribadi, tidak mencerinkan pendapat suatu institusi. Dan seperti biasa, kita bisa sepakat untuk tidak sepakat. Mari kita lihat satu persatu “mitos” dan “fakta” seputar profesi dosen.
# Dosen = pilihan terakhir
Ini terjadi jika anda sudah melamar ke sana ke mari di berbagai perusahaan, pemda dan sejenisnya dan belum beruntung. Akhirnya, sebagai pilihan terakhir anda TERPAKSA melamar menjadi dosen dan diterima.
Saya sungguh prihatin jika anda nanti mengalami hal seperti ini. Bekerja apapun itu, jika terpaksa ya berarti nggak ikhlas. Jika tidak ikhlas anda tidak akan termotivasi. Kerja anda menjadi tidak 100%. You’re wasting your time.
Karier sebagai dosen, terutama di PT favorit & Jurusan favorit (seperti TI UGM, he he…) sudah sangat kompetitif. Kompetitif sejak dari seleksi masuknya maupun dalam perjalanan kariernya. Anda yang gak ikhlas alias terpaksa tidak akan bisa bertahan dalam dunia yang sangat kompetitif.
# Dosen = santai
Mungkin sebagian dari kita menganggap kerja dosen santai. Dosen ‘kan ngajarnya sedikit SKS. Bisa masuk kerja semau gue jamnya. Abis kuliah ngilang. Nggak ada yg bakal marahin seperti kalau kerja di kantor atau pabrik.
relax chair
Well, it all depends.
Memang tidak ada yang menegur, tapi kita semua kan tahu, di ATAS sana ada yang memonitor? Kalau saya melihat bahwa kerja dosen sama dengan kerja di kantoran atau pabrikan. Anda saat masuk pertama kali sudah menandatangani kontrak kerja. Sebesar apapun gaji anda, anda harus menghargai kontrak anda sebagai dosen. Anda gak bisa seenaknya ngilang setelah atau sebelum ngajar, apalagi saat jam kerja, kecuali sedang mengerjakan tugas. Saat anda tanda tangan kontrak, berarti anda sudah terikat janji untuk bekerja dengan profesional.
Perlu diingat pula bahwa tugas dosen ada tiga:
a. edukasi
b. penelitian
c. community services
Jadi, kalo anda bayangkan dosen bisa bersantai saat tidak ada kuliah, ya itu tidak tepat. Kuliah di kelas hanyalah sebagian dari tugas anda. Di bidang edukasi, di samping mengajar di depan kelas, anda juga bertanggung jawab memeriksa ujian, memutakhirkan bahan ajar, membaca buku-buku terbaru, membuat inovasi kegiatan belajar. Mahasiswa anda nantinya kan pasti gak senang kalo dapet kuliah yg isi materinya dibuat 10 tahun yang lalu – outdated. Anda cuman ngajarin apa yg dulu anda dapetkan waktu kuliah. Ilmu IE berkembang sangat pesat. Belum kegiatan lain seperti penelitian yg bisa sangat memakan waktu (dan menguras pikiran), serta pengabdian masyarakat.
Menurut saya, base tempat kerja dosen ya Laboratoriumnya. Jadi, saat tidak sedang mengajar di kelas atau melaksanakan tugas lain; dosen harusnya gampang ditemui di Lab-nya. Seperti halnya pekerja kantoran / pabrikan, dosen semestinya gampang ditemui di ruangannya.
Jadi kalau motivasi anda menjadi dosen adalah supaya bisa banyak waktu luang, well… dengan berat hati saya katakan anda tidak benar.
# Dosen itu gajinya kecil
Persepsi yang sangat biasa muncul terutama di Indonesia. Kalau anda jadi profesor di Malaysia atau Singapura, kasus ini jelas gak ada. Anda tahu berapa gaji seorang profesor di Singapura? SGD 20,000 perbulan. Silahkan anda konversi sendiri ke rupiah.
Oke, lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Saya selalu teringat pesan salah satu dosen saya dulu di ITB: “dosen itu memang gaji (salary)-nya rendah, tapi pendapatannya (income)-nya tergantung dari dosen itu sendiri”. Trus saya membatin “apalagi kalo kerjanya di PT favorit plus di Jurusan favorit“, seperti di … [you know].
Prinsipnya adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, jujur, dan berprestasilah. Rejeki yang memang sudah diatur oleh Allah SWT, Insya Allah akan mengikuti dedikasi, kesungguhan, doa, dan kejujuran anda. Tentunya, hal itu perlu proses.
Sebagai gambaran kasar, dulu si X pernah bekerja di kontraktor Jakarta. Setelah pindah ke luar kota dan memilih (ya MEMILIH, bukan terpaksa) menjadi dosen, berdasar informasi , rejeki si X setelah menjadi dosen tak kalah dibandingkan saat kerja di kontrakor – seringnya lebih besar. :)
So don’t worry rejeki sudah ada yang mengatur.
# Proyek
“Dosen mroyek”. Kalimat ini biasanya berimplikasi negatif.
consultacy
Saya pribadi berpendapat bahwa bekerja sama dengan industri untuk seorang dosen itu boleh – bahkan harus. Bekerja sama dengan industri untuk seorang dosen saya masukkan dalam kategori pengabdian masyarakat. Kalo anda dosen IE, tentunya anda harusnya punya link dengan para profesional di bidang itu juga kan?
Mahasiswa anda tentu lebih bangga kalau tahu ternyata dosennya punya relasi yang luas dan baik dengan dunia industri. Pendapat dosennya menjadi pegangan dunia industri. dll. Dengan relasi yang kuat antara dosen dan industri, lulusan akan lebih mudah diterima kerja. Mahasiswa akan lebih mudah mendapatkan tempat magang, kerja praktek, tempat skripsi, dll.
Kerja sama dengan industri akan membuat dosen jadi gaul – nggak kuper. Bayangkan kalau dosennya aja kuper, gak ngeh kalau di luar sana ternyata -misal- linear programming sudah biasa dipakai di industri dengan menggunakan Excel. Kira-kira mahasiswanya akan seperti apa?
Berikut saya kutipkan pendapat dari salah satu profesor di NUS (A/Prof Tang Loon Ching) mengenai proyek dosen. Beliau menggunakan istilah “konsultasi dan kolaborasi industri”.
There is no better way in demonstrating the relevance of course materials than real applications by means of industrial collaborations and/or consulting. More importantly, questions arising from the course of consulting can often be translated to problems worthy of further research. The trio, i.e. research, teaching and consulting, is the corner stone in a knowledge enterprise (emphasis added).
Tentu, tidak sembarang proyek bisa diambil dosen. Jadi sebenarnya apa sih proyek itu buat seorang dosen?
a. Proyek = interaksi ilmu teori dan praktis antara dosen dan mereka yg bekerja di dunia industri.
b. Proyek = network dengan dunia industri
c. proyek = tugas institusi, menambah pendapatan untuk institusi
d. proyek tidak melupakan tugas dosen yg lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar